Posts Tagged Politik kerajaan Pilkada

Fenomena Patologis Politik dalam Pemilukada Tuban

Oleh : Khozanah Hidayati (Anggota FPKB DPRD Tuban) *

Pemilihan kepala daerah di berbagai daerah akhir-akhir ini sungguh sangat keterlaluan dan bahkan telah memunculkan berbagai fenomena patologis politik. Konyolnya, inilah sakit yang dipandang normal dan bahkan suatu prestasi tersendiri. Yang patut dicatat antara lain ada kepala daerah yang sudah dua kali menjabat rela turun pangkat sebagai calon wakil kepala daerah asalkan tetap menjadi penguasa. Ini namanya sakit demokrasi kesatu. Patologis karena tidak bisa membedakan antara promosi dan degradasi. Walaupun ini secara prosedural demokrasi tidak menyalahi aturan, akan tetapi hal ini tentunya menyalahi substansi dari demokrasi itu sendiri. Karena tentunya hal ini akan mengarah pada politik dinasti bak sistem kerajaan dan akhirnya akan cenderung otoriter dan koruptif. Ingatlah apa yang dikatakan Lord Acton bahwa power tends to corrupt and absolute power corrupt absolutely.

Baca entri selengkapnya »

, , , , , , , , , , , , , , , , ,

16 Komentar

Pilkada Tuban dan Bayangan Kekerasan Politik 2006 (1) – Incumbant Lukir Posisi Jadi Ban Serep atau Jago Lama yang Heroik

Awal tahun depan dihelat pilkada Kabupaten Tuban. Pilkada di Bumi Ronggolawe itu memperoleh perhatian banyak kalangan. Maklum, pada pilkada 2006 lalu, terjadi kekerasan politik akibat pilkada di daerah ini.

Sejumlah fasilitas pemerintahan dan infrastruktur milik Bupati terpilih Haeny Relawati dibakar massa. Tjong Ping, salah satu calon wakil bupati yang kalah, dijadikan tersangka. Tuban membara di tahun 2006 akibat kontestasi politik yang dituding tak fair, tak sportif, tak demokratis, dan tak jurdil.

Bagaimana pilkada Tuban awal 2011 mendatang? Siapa saja jago yang kini tampil ke permukaan? Apakah incumbant bakal running kembali dengan formasi baru sekadar sebagai ban serep? Inilah laporannya. Hingga saat ini belum ada kepastian resmi terkait jumlah bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan maju dalam ajang pesta demokrasi pilkada Kabupaten Tuban tahun 2011 nanti.

Baca entri selengkapnya »

, , , , , ,

Tinggalkan komentar

Berharap Pilkada Sukses, Damai dan Aman

Oleh : Khozanah Hidayati (anggota FPKB DPRD Tuban) *

Tidak lama lagi atau tepatnya Maret 2011, Kabupaten Tuban akan menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah, untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati yang akan mengemban tanggung jawab dan amanah menjalankan tugas-tugas yang berat lima tahun ke depan. Berat karena harus menambah akselerasi kecepatan pembangunan Kabupaten Tuban melebihi periode sebelumnya, kalau tidak ingin kemajuan Tuban semakin tertinggal dengan kabupaten tetangga seperti Bojonegoro dan Lamongan dan juga kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur.

Tuban sebagai calon daerah industri yang sangat potensial dengan berbagai kelebihannya seperti jaraknya yang relatif dekat dengan Surabaya, mempunyai garis pantai lebih dari 65 km, dekat dengan mega proyek Migas Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro yang mau tidak mau jalur ekspor minyaknya paling ekonomis harus melewati Tuban, masuk daerah Zona Ekonomi Khusus yang akan dikembangkan oleh pemerintah pusat dan juga adanya bencana lumpur Lapindo Sidoarjo yang secara tidak langsung menguntungkan daerah pantura Jatim bagian Barat sebagai daerah alternatif pengembangan industri ataupun relokasi industri di Jawa Timur serta sudah eksisnya industri dasar besar yang sudah ada di Tuban seperti Semen Gresik, JOB PPEJ, TPPI dan Semen Holcim. Disamping juga sudah eksisnya Kawasan Industri Semen Gresik (KWSG). Namun dengan kelebihan-kelebihan tersebut Tuban masih belum bisa menarik investor yang signifikan, sehingga industrialisasi yang ada belum berkembang.

Baca entri selengkapnya »

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

16 Komentar

Mengkritisi Politik Dinasti Dalam Pemilukada

Oleh : Khozanah Hidayati (Anggota FPKB DPRD Tuban)

Tuban,  2 Juni 2010

Politik dinasti ala jaman kerajaan dahulu sudah mengejala dalam pemilihan kepala daerah (pemilukada) di berbagai daerah di Indonesia, maupun juga di Jawa Timur. Para kandidat pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah memiliki hubungan keluarga dan mereka pun bersaing untuk meraih dukungan masyarakat. Saat kepala daerah petahana (incumbent) tidak bisa lagi ”masuk arena” karena sudah dua periode menjabat, maka para istri, anak atau adik yang naik pentas.

Baca entri selengkapnya »

, , , , , , , , , , , , , , ,

6 Komentar