Berharap Pilkada Sukses, Damai dan Aman

Oleh : Khozanah Hidayati (anggota FPKB DPRD Tuban) *

Tidak lama lagi atau tepatnya Maret 2011, Kabupaten Tuban akan menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah, untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati yang akan mengemban tanggung jawab dan amanah menjalankan tugas-tugas yang berat lima tahun ke depan. Berat karena harus menambah akselerasi kecepatan pembangunan Kabupaten Tuban melebihi periode sebelumnya, kalau tidak ingin kemajuan Tuban semakin tertinggal dengan kabupaten tetangga seperti Bojonegoro dan Lamongan dan juga kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur.

Tuban sebagai calon daerah industri yang sangat potensial dengan berbagai kelebihannya seperti jaraknya yang relatif dekat dengan Surabaya, mempunyai garis pantai lebih dari 65 km, dekat dengan mega proyek Migas Blok Cepu di Kabupaten Bojonegoro yang mau tidak mau jalur ekspor minyaknya paling ekonomis harus melewati Tuban, masuk daerah Zona Ekonomi Khusus yang akan dikembangkan oleh pemerintah pusat dan juga adanya bencana lumpur Lapindo Sidoarjo yang secara tidak langsung menguntungkan daerah pantura Jatim bagian Barat sebagai daerah alternatif pengembangan industri ataupun relokasi industri di Jawa Timur serta sudah eksisnya industri dasar besar yang sudah ada di Tuban seperti Semen Gresik, JOB PPEJ, TPPI dan Semen Holcim. Disamping juga sudah eksisnya Kawasan Industri Semen Gresik (KWSG). Namun dengan kelebihan-kelebihan tersebut Tuban masih belum bisa menarik investor yang signifikan, sehingga industrialisasi yang ada belum berkembang.

Dari sisi demografi, data dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur menunjukkan bahwa penduduk Tuban berjumlah sekitar 1.084.383 jiwa (2009) dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6,81% (sementara Jatim 5,82%) dari angka angkatan kerja sebesar 575.255.

Mayoritas penduduk Kabupaten Tuban menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hasil pertanian paling utama adalah kacang tanah, jagung dan padi. Untuk kacang tanah Tuban merupakan penghasil kacang tanah terbesar di Jawa Timur sedangkan jagung Tuban merupakan produsen jagung terbesar ke dua di Jawa Timur setelah Kabupaten Sumenep.Namun dengan potensi pertanian yang demikian potensial ternyata pengolahan hasil pertaniannya untuk mendapatkan nilai lebih tidak ada yang dilakukan di Tuban. Sehingga masyarakat Tuban tidak banyak mendapat manfaat tambahan (added value) dari kelebihan ini, mestinya pabrik – pabrik yang mengandalkan bahan baku jagung maupun kacang tanah harus didirikan di Tuban.

Disamping potensi-potensi seperti tersebut di atas yang masih belum dieksplorasi secara optimal, serta masih tingginya angka pengangguran. Kondisi sosial politik di Kabupaten Tuban juga masih menyisakan bara. Ini akibat sisa-sisa persaingan dari pilkada periode lalu (2006) yang tidak terselesaikan secara baik. Dimana seperti diketahui bahwa pilkada periode lalu diwarnai dengan kerusuhan yang sangat memprihatinkan semua elemen bangsa.

Dengan kondisi Tuban seperti di deskripsikan di atas, maka bupati Tuban ke depan haruslah mempunyai kemampuan manajerial dan entrepreneurship yang handal serta mempunyai integritas moral yang tinggi. Dan juga relatif bisa diterima semua pihak dan golongan di Kabupaten Tuban. Atau dengan kata lain harus mempunyai kapabilitas, kapasitas, akseptabilitas dan integritas moral sehingga bisa membawa kemajuan Tuban.

Sedemikian kompleks dan beratnya tantangan ke depan dalam membangun Tuban, ternyata hal ini tidak menyurutkan langkah beberapa orang untuk turut meramaikan bursa pemilihan bupati 2011-2016 nanti. Sebutlah tidak kurang dari 10 orang telah menyatakan siap bertarung memperebutkan kursi bupati Tuban untuk lima tahun kedepan. Dan bahkan bupati petahanapun dengan rela hati siap turun pangkat untuk memperebutkan kursi wakil bupati. Semoga bukan karena memimpikan tentang empuknya kursi seorang bupati / wakil bupati yang begitu dahsyat memikat, sehingga tiba-tiba cukup banyak orang yang merasa siap memimpin daerahnya. Namun semoga mereka siap maju dalam pilkada karena mempunyai kapasitas, kapabilitas dan integritas serta ingin mengabdi pada masyarakat Tuban.

Juga semoga mereka tidak memandang bahwa menjadi bupati tidak lagi sebagai amanah rakyat yang untuk menjalankannya diperlukan kemampuan ekstra, penuh resiko dan tantangan, namun telah menjelma menjadi sebuah mimpi indah sebagai sumber penghasil kekayaan, dan sebagai cara baru untuk mencapai tujuan pribadi dan kelompok. Tapi terlepas dari itu semua, hak memilih dan hak dipilih adalah merupakan hak setiap warga negara, dan rakyatlah nantinya sebagai penentu siapa pemenang dalam pilkada Tuban yang akan datang.

Walaupun pilkada Tuban sejatinya baru akan dilaksanakan pada Maret 2011, namun sudah terlihat bendera kampanye dikibarkan, genderang perang ditabuhkan, baliho / spanduk / banner dibentangkan dan janji-janji / slogan ditebarkan, dan berbagai pendekatan serta tebar pesona pun telah dilakukan, serta strategi kampanye telah dimatangkan. Kita berharap semoga yang dipaparkan adalah soal program-program pembangunan kedepan, visi dan misi serta kemampuan memahami dan mengatasi persoalan masyarakat, bukan mengedepankan bagaimana bisa meraih dan meraup suara masyarakat sebanyak-banyaknya dengan pendekatan-pendekatan yang bermuatan materialistik sesaat.

Maka tidak mengherankan jika usai terpilih nanti, pertama-tama yang harus dilakukan oleh bupati terpilih adalah mengembalikan modal terlibih dahulu, memuaskan para bebotoh dan tim kampanye dahulu, baru setelah itu peduli pada kepentingan rakyat tapi itupun setelah dekat-dekat pilkada berikutnya. Semoga saja hal seperti ini tidak terjadi pada pilkada Tuban 2011 nantinya.

Namun melihat kenyataan yang ada di negeri ini sekarang, bahwa politik pencitraan, peran media, iklan tebar pesona dan uang masih menjadi jerat yang efektif dan ampuh dalam meraih suara rakyat. Bisa ditebak, yang menang nanti adalah yang keluar modal paling banyak, yang sukses meyakinkan rakyat kalau ia lebih baik dari calon lain, yang menang dalam pamer pencitraan dan kemapanan. Apapun caranya, tak masalah. Pendekatan intelektualitas dan kemampuan keilmuan serta integritas moral seorang calon sudah tidak lagi perlu diperhitungkan, karena kenyataannya kecendrungan pemilihan umum yang ada saat ini adalah demokrasi materialistik, sehingga rakyat akan cenderung berprilaku sangat pragmatis. Akan tetapi kita yakin tesis seperti ini tidak ada dalam kamus rmasyarakat Tuban.

Karena itu haruslah dapat dimaklumi jika kemudian ikatan yang terjadi antara pemimpin dan rakyatnya adalah ikatan layaknya penjual dan pembeli atau ikatan produsen dan konsumen, bukan lagi ikatan kesamaan visi dan misi, ikatan agenda dan cita-cita. Asal ada uang semua bisa diatur, partai-partai politik tersedia, saluran independen diperbolehkan walau dengan foto copyan KTP hasil obralan, tidak perlu ada visi dan misi bagus yang penting ada uang. Jika kemudian masa depan Tuban dan masyarakatnya yang akan menjadi korban atas kegagalan pemimpinnya, tentulah yang harus dipersalahkan adalah masyarakat itu sendiri yang telah salah menentukan pilihan. Dan memperbaiki kesalahan yang terlanjur terjadi, hanya dapat dilakukan melalui pemilihan kepala daerah lima tahun berikutnya. Kita berdo’a saja semoga hal ini tidak ada dalam dunia perpolitikan Tuban.

Hanya ada satu jalan untuk mendapatkan pemimpin yang ideal yang memiliki sesuatu yang memang kita semua perlukan dan kita butuhkan. Adalah mereka yang memang memiliki konsep pembangunan yang jelas, memiliki kemampuan menejerial yang bagus, dan memiliki komitmen serta integritas moral yang tinggi untuk memakmurkan masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada dan tidak mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok.

Calon pemimpin Tuban ke depan haruslah dapat mencerminkan perpaduan antara kemampuan memimpin dan memenej serta memiliki integritas moral yang tidak disangsikan. Karena hanya dengan itu semua konsep pembangunan yang bagus bisa dijalankan dan menghasilkan Tuban yang adil, makmur dan tentunya bebas korupsi.

Karena itu sangat diperlukan komitmen dari para petinggi partai politik untuk dapat melakukan penjaringan calon secara ketat dan selektif dengan mengedepankan asas kemampuan dan integritas moral sang calon, demi tercapainya harapan masyarakat. Jika ini tidak dilakukan oleh partai-partai politik yang ada, maka hal ini sama saja dengan menghambat upaya masyarakat untuk menemukan orang yang tepat untuk memimpin Tuban lima tahun ke depan.

Disamping itu profesionalitas dan netralitas pihak penyelenggara pilkada (KPUK) Tuban ke depan, juga netralitas Panwaslu dan para aparat penegak hukum juga sangat diharuskan, sehingga dengan KPUK , Panwaslu dan para penegak hukum yang profesional dan benar-benar netral diharapkan tahanpan-tahapan pilkada akan lancar dan minim gugatan serta nantinya menghasilkan pemimpin yang kredibel dan bisa diterima rakyat.

Peran serta seluruh masyarakat kabupaten Tuban untuk berpartisipasi dalam menyukseskan pemilihan Bupati Tuban 2011 nantinya juga sangatlah penting dan strategis, tidak saja berpartisipasi dalam pencoblosan, tapi juga haruslah bekerja sama antar seluruh lapisan masyarakat untuk menolak calon – calon pemimpin yang hanya sekedar mencari tambahan harta, sekedar mengadu peruntungan, atau bahkan hanya mencari kekuasaan semata. Pertimbangkanlah apakah imbalan-imbalan yang ditawarkan pada saat kampanye berlangsung jauh lebih penting dan berguna daripada imbalan-imbalan atau manfaat yang akan kita dapatkan setelah pilkada ini usai?.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kesanggupan siap kalah dari semua calon bupati dan calon wakil bupati yang akan bertanding nantinya beserta tim suksesnya plus para pendukungnya. Karena kalau tidak bersifat legowo menerima kekalahan, maka akan sangat rentan sekali ditunggangi unsur-unsur yang menghasut untuk melakukan anarki. Kalaupun ada ketidakpuasan karena mencurigai ada kecurangan, lakukanlah gugatan dijalur hukum yakni melalui Mahkamah Konstitusi, yang kredibilitasnya tidak disangsikan lagi dan sudah teruji dan terbukti.

Semoga Pilkada Tuban Maret 2011 nanti akan menghasilkan bupati yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas, serta mempunyai integritas moral yang tinggi sehingga bisa diterima oleh mayoritas rakyat Tuban untuk membawa Tuban yang maju, adil dan makmur serta terbebas dari korupsi (Ana Mustofa, September 2010).

)* Isi tulisan ini tidak mewakili suara Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPRD Tuban.

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

  1. #1 by ksdoel on September 15, 2010 - 7:17 am

    Amiin amiin……………

  2. #2 by enggal restu on September 16, 2010 - 8:25 pm

    bagus opini Saudara, menurut saya Tuban akan bisa makmur seperti opini Saudara bila Tuban tidak lagi dipimpin oleh Si A.Doel dan Si Ening. ganti pemimpin aja lho yuk….hilangkan kepentingan untuk kantong pribadi, hentikan 20 % fee, hentikan yang tidak masuk akal manusia yang sehat. TUBAN PASTI JAYA, setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

  3. #3 by yaris S on September 17, 2010 - 1:53 pm

    Jangan pilih Mboke Dewor, dia sudah buat sengsara rakuyat Tuban

  4. #4 by udin on September 22, 2010 - 1:42 am

    Berharap Pemilukada Sukses, Damai dan Aman…
    Insya Allah dan Semoga, Amien….

  5. #5 by enggal restu on September 25, 2010 - 5:31 pm

    AYO KITA BERSATU CUKUP SUDAH, PUTUS SUDAH, DAN KATAKAN TIDAK KEPADA “REZIM SEKARANG”, TUBAN PASTI MAKMMUR, SEJAHTERA, DAN JAYA…………………OKE
    AYO RAKYAT TUBAN, DORONG PEMIMPIN YANG “ABAH” (ASAL BUKAN ALI HASAN).

  6. #6 by Mohammad Duta Pamungkas on Oktober 21, 2010 - 10:46 am

    Selama puluhan tahun Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan berdasarkan analisa akuntansi publik 80 % APBD tidak dapat dinikmati langsung oleh rakyat kecil yang 50 % penduduk Tuban masih miskin dan dibawah garis kemiskinan. Terutama 10 tahun terakhir 70 % dana APBD hanya dinikmati oleh Bupati dan orang-orang terdekatnya. Siapapun yang jadi pasangan Haeny Relawaty merupakan ancaman bagi keadilan sosial rakyat Tuban sehingga harus menjadi musuh bersama bagi rakyat Tuban (Who’s a couple of Haeny Relawaty is enemy of Social Justice people of Tuban. There are enemies together by people of Tuban… You Know… )

  7. #7 by Anwar Musaddat on Oktober 27, 2010 - 9:59 pm

    Banyak orang bernada nyinyir kalau menanggapi kabar Bu Haeny akan maju lagi, yang kesempatannya hanya untuk Wakil Bupati Tuban, apalagi kalau membicarakan kiprah suaminya ( H.Ali Hasan) yang konon katanya rakus bagai Qorun. Tapi perlu diingat bahwa kenyataan selama jaman merdeka sampai sekarang, hanya pada era Bupati Bu Haeny saja Tuban mampu menggenjot pembangunan yang luar biasa diantaranya jalan-jalan poros desa (kampung) sampai gang-gang dihotmiks, terminal wisata, PAD digenjot, dan terakhir pantai ngeboom yang sekarang milik Pemda Tuban (dari Perum Pelabuhan) sampai bekas Pemandian Tasikharjo akan dijadikan kawasan wisata laut dengan modal ratusan milyar katanya dan itu semua jadi asset Pemda Tuban. Apa nggak Hebat. Jangan percaya omongannya orang yang sakit hati karena sudah- betahun tahun ngicer jadi Bupati hanya untuk golongannya saja (NU atau PKB).

    • #8 by H.MOH.ILHAM NOER on November 13, 2010 - 7:47 am

      ok mas,saya idem,kalau yg jadi bupati mrk,saya yaqin blm tentu bisa seperti bu heni,

    • #9 by Santri Sarang on Maret 1, 2011 - 11:04 pm

      Mas, lo jalan baek tu wjar, lagian tu jg proyeknya Dul Hasan kq…
      Haram hukumnya milih calon pemimpin yg ambisius…

  8. #10 by Santriwan Ponpes pinggir jalan on November 19, 2010 - 2:44 pm

    Semoga pilkada tertib, aman dan damai. Nggak ada masalah DPT ganda. Siapapun yang jadi perlu kita dukung. Jadilah manusia dewasa… Aku wis bosen nggolek duwik kanggo mbangun Masjid dan Ponpes ae kudu nyegat kenadaraan bis, truk dan kendaraan roda papat milik pribadi dan Dinas dengan menengadahkan tangan belas kasihan, mrego dikongkon Pak KYai . Nek ndelok ngono aku takon dalam hati.. opo wis pantes wong NU dadi Bupati ?. Tokoh-tokoh NU saiki wis sugeh-sugeh… mestine wae nek mbangun opo-opo wisa gak nganggo njaluk-njaluk…. Tapi kenyataan kok iseh pelit-pelit. Senengane berkelompok inklusif ora ndeleng mayoritas wong NU iseh tertinggal dan miskin. Opo-opo nek dijaluki, wangsulane… kono njaluk Pemda Tuban…alias Bupati Tuban… Memangnya kalau sudah jadi Bupati Tuban… semuanya mau dikeruk.

  9. #11 by imam on Januari 15, 2011 - 10:42 pm

    kami doakan mudah2n NU tetap jadi pemenangnya

  10. #12 by Wong Jatirogo wonge Hudanoor on Maret 1, 2011 - 11:00 pm

    Alhamdulillah… Insya Allah pak Huda kan memimpin Tuban, mga bsa me2nuhi harapan qt semua.. Jdi pemimpin yg amanah, amiiin….

  11. #13 by Santri Sarang on Maret 1, 2011 - 11:03 pm

    Mas, lo jalan baek tu wjar, lagian tu jg proyeknya Dul Hasan kq…
    Haram hukumnya milih calon pemimpin yg ambisius…

  12. #14 by Aremba ( Arek Bader ) on Maret 1, 2011 - 11:08 pm

    Hidup Hudanooor, dismua kcamatan psangan no.4 tetap unggul dari psangan laennya…

  13. #15 by Diyanto on Maret 2, 2011 - 12:25 pm

    Qt berdo’A aja smoga HUDANUR bz membwa TBN lbh baek dr thn2 kmaren,smoga smua ratyat bkan cman mrasakan jln aja tp jg ekonomi yg lbh meningkat,emang klo jln2 poros desa makin baek kantong para elit gak tmbah tebel,,,,,,,??????,makin tebel dolor mobil jg tmbah mengkilat kayak aspal hotmid yg kna panas,jd smoga 5thn yg akan dtng tbn gak cman jlan di tmpat.SUKSES BUAT HUDANUR

  14. #16 by Mantan Petinggi Jatirogo on Maret 2, 2011 - 3:17 pm

    Demi HUDANOOR saya rela mengundurkan diri dari ketua KPPS, untuk mendukung kemenangan calon no. 4 alhamdulillah terbukti semoga dengan kemenangan membawa berkah rakyat Tuban

Tinggalkan komentar